Rumah Bolon adalah rumah adat dari suku Batak yang ada
di Indonesia. Rumah
Bolon berasal dari daerah Sumatera
Utara. Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang
tinggal di Sumatera Utara. Pada zaman dahulu kala, rumah Bolon adalah
tempat tinggal dari 13 raja yang tinggal di Sumatera Utara. 13 Raja tersebut
adalah Raja Ranjinman, Raja Nagaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja
Baringin, Raja Bonabatu, Raja Rajaulan, Raja Atian, Raja Hormabulan, Raja
Raondop, Raja Rahalim, Raja Karel Tanjung, dan Raja Mogam. Ada beberapa jenis
rumah Bolon dalam masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon
Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah
Bolon Angkola. Setiap rumah mempunyai ciri khasnya masing-masing. Sayangnya,
rumah Bolon saat ini jumlah tidak terlalu banyak sehingga beberapa jenis rumah
Bolon bahkan sulit ditemukan. Saat ini, rumah bolon adalah salah satu objek
wisata di Sumatera Utara. Rumah Bolon adalah salah satu budaya Indonesia
yang harus dilestarikan. (Baca Artikel Menarik Lainnya).
Bentuk
Rumah Bolon memilik bentuk persegi empat. Rumah
Bolon mempunyai model seperti rumah panggung. Rumah
ini memiliki tinggi dari tanah sekitar 1,75 meter dari tanah. Tingginya
rumah Bolon menyebabkan penghuni rumah atau tamu yang hendak masuk ke dalam
rumah harus menggunakan tangga. Tangga rumah Bolon terletak di
tengah-tengah badan rumah. Hal ini mengakibatkan jika tamu atau penghuni
rumah harus menunduk untuk berjalan ke tangga. Bagian dalam rumah Bolon
adalah sebuah ruang kosong yang besar dan terbuka tanpa kamar. Rumah
berbentuk persegi empat ini ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang
ini menopang tiap sudut rumah termasuk juga lantai dari rumah Bolon. Rumah
Bolon memiliki atap yang melengkung pada bagian depan dan belakang. Rumah
Bolon memilik atap yang berbentuk seperti pelanakuda.
Ciri Khas
Lantai rumah Bolon terbuat dari papan dan atap rumah bolon
terbuat dari ijuk atau daun rumbia. Bagian dalam
rumah Bolon adalah ruangan besar yang tidak terbagi-bagi atas kamar. Namun
demikian, tidak berarti bahwa tidak ada pembagian ruang di dalam rumah Bolon. Ruangan
terbagi atas tiga bagian yaitu jabu bong atau ruangan belakang di
sudut sebelah kanan, ruangan jabu soding yang berada di sudut sebelah
kiri yang berhadapan dengan jabu bong, ruangan jabu suhat yang
berada di sudut kiri depan, ruangantampar piring yang berada di sebelah jabu
suhat, dan ruangan jabu tonga rona ni jabu rona. Ruangan jabu
bong dikhususkan bagi keluarga kepala rumah. Ruangan jabu soding dikhususkan
bagi anak perempuan yang telah bersuami tetapi belum mempunyai istri. Ruangan jabu
suhat dikhususkan bagi anak lelaki tertua yang telah menikah. Ruangan tampar
piring adalah ruangan bagi tamu. ruangan jabu tonga rona ni jabu
rona dikhususkan bagi keluarga besar. Sebagian besar dari rumah Bolon
terbuat darikayu. Rumah
Bolon tidak menggunakan paku. Rumah Bolon hanya menggunakan tali untuk menyatukan
bahan-bahan rumah. Tali ini diikatkan kepada kayu dengan kuat agar rangka
rumah tidak longgar ataupun rubuh suatu saat. Pada badan rumah Bolon
terdapat berbagai ukiran maupun gambar yang memiliki makna sesuai dengan
kehidupan masyarakat Batak. (Sources Click).