English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

PARTAI NASIONAL INDONESIA

History project


By: Kadek elda Primadistya

Theme: Partai Nasional Indonesia

Sma negeri sumatera selatan
(Sampoerna academy)
Learn today, lead tomorrow



Teacher: Petrik Matanasi



Pentingnya Partai Nasional Indonesia Terhadap Perkembangan Sosial-Politik di Indonesia



Lahirnya Partai Nasional Indonesia dilatar belakangi oleh situasi sosial- politik Indonesia pada saat orde baru masih sangat kompleks sehingga mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Pemberontakan yang dilakukan PKI pada tahun 1926 melahirkan semangat baru dalam menghadapi pemerintah. Tetapi pemberontakan tersebut dianggap gagal sehingga PKI dibubarkan, dan pemimpinnya di buang ke Boven Digul.


Urat-urat dan syarat pembentukan kekuasaan Partai Nasional Indonesia adalah bertentangan dengan urat-urat dan saraf system imperalisme. Urat dan saraf-saraf Sistem Imperalisme terpenting ada empat 4 (rupa), seperti:

1.      Sistem imperalisme melahirkan politik devide et impera, yakni palitik yang memecah-mecah,
2.      Sistem imperalisme menetapkan rakyat Indonesia di dalam kemunduran,
3.      Sistem imperalisme membangunkan kepercayaan di dalam hati dan pikiran rakyat, bahwa bangsa bewarna itu memang bangsa yang kurang “karat-nya” dan bahwa bangsa kulit putih memang “adhi-adhining” bangsa,
4.      Sistem imperalisme membangun kepercayaan di dalam hati dan pikiran rakyat.

Kepentingan-kepentingan itu sama dengan kepentingan kaum imperalisme, sehingga rakyat itu jangan menjalankan politik selfhelp dan politik ingin merdeka, tetapi rakyat harus memeluk politik BERSATU kaum pertuanan, yakni kaum asosiasi. Sedangkan, politik devide et impera sangat bertentangan dengan politik yang menetapkan rakyat di dalam kemunduran.

Partai Nasional Indonesia menjawab politik devide et impera ini dengan mendengungkan tekad persatuan Indonesia. Satu-satunya cara untuk menjawab pecah belah itu dengan merapatkan barisan.
Karena kegagalan PKI tersebut, Sujadi wakil dari PI atau Perhimpunan Indonesia dengan cepat menanggapi kegagalan tersebut dan memberitahukan kepada Moh. Hatta sehingga pada tahun 1927 terbentuklah partai baru yang di beri nama Partai Nasional Indonesia.

Menurut Buku sejarah kelas XI SMA yang dikarang oleh I Wayan Badrika, Buku Sejarah program Ilmu Sosial,Jakarta,2006,Erlangga,(hlm.203)

Pada masa Pergerakan Nasional Indonesia ada dua hal yang harus dicatat sebagai momentum sejarah yang paling mendasar. Pertama, munculnya Gerakan Indonesia di negara Belanda. Perhimpunan Indonesia adalah suatu gerakan yang membangkitkan tujuan dan cita-cita untuk menentang imperalisme dan kolonialisme. Kedua, munculnya Sumpah Pemuda. Hal tersebut merupakan kristalisasi untuk memerdekakan Negara republik Indonesia. Oleh karena itu, pada tahun 1908 mulai berdiri dan berkembang organisasi-organisasi modern di Indonesia, yang sifatnya politik, ekonomi, maupun sosial dan budaya.


Salah satu partai politik yang berdiri untuk melawan belanda adalah Partai Nasional Indonesia. Partai ini didirikan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927 di kota bandung, Partai Nasional Indonesia adalah salah satu partai politik yang paling tua di Indonesia, dengan nama Perserikatan Nasional indonesia yang diketuai oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr.. Sartono, Mr.Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr. Sunaryo.Tetapi pada tahun 1928 berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia.

Pada tahun 1927, Partai Nasional Indonesia memprakarsai berdirinya PPPKI(Permufakatan Perhimpunanan politik Kebangsaan Indonesia). Badan ini merupakan badan atau organisasi yang mengkoordinasikan dari bermacam aliran untuk menggalang kesatuan aksi melawan imperalisme atau penjajahan.

Diakui bahwa PNI merupakan Partai yang paling penting dalam sejarah republik indonesia. Partai Nasional Indonesia adalah salah satu partai yang sangat berpengaruh dalah sejarah politik indonesia. Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya non koperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self helf ,yaitu prinsip menolong diri sendiri, yang berarti memperbaiki keadaan ekonomi, politik, dan social budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri, non kooperatif , yakni mengadakan kerja sama dengan pemerintah belanda (Marhaenisme), yaitu mengentaskan rakyat dari kemiskinan dan kesengsaraan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Partai Nasional Indonesia telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam rapat yang pertama di Surabaya pada tahun 1928, sebagai berikut:

1.      Usaha Politik, yakni memperkuat rasa Kebangsaan atau rasa Nasionalisme dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa Asia, dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik.
2.      Usaha Ekonomi, yakni memajukan perdagangan pribumi, kerajinan,serta mendirikan bank dan koperasi.
3.      Usaha Sosial, yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional, meningkatkan derajat kaum wanita, memerangi pengangguran, memajukan transmigrasi, memajukan kesehatan rakyat, contohnya adalah dengan mendirika politeknik.

Untuk menyebarkan hal tersebut, Partai Nasional Indonesia melakukan propaganda, baik melalui surat kabrar seperti Banteng Priangan di kota Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia, maupun lewat pemimpin-pemimpin tertinggi Partai Nasional Indonesia seperti Ir. Soekarno. Dalam waktu singkat PNI telah tersebar, dan menimbulkan kekhawatiran oleh pemerintah Belanda.

Akan tetapi, pada tahun 1929 tersiar kabar akan ada pemberontakan oleh PNI pada awal tahun 1930. Oleh karena itu, pada tanggal 24 Desember 1929 Ir. Soekarno ditangkap sepulang dari menghadiri Kongres PPKI di Surabaya, yang pada saat itu masih berada di yogjakarta. Kasus Ir. Soekarno dkk dibawa ke Pengadilan Landraad Bandung.

PNI mulai menurun dalam pemerintahannya saat para pemimpin PNI di tangkap oleh pemerintah Hindia Belanda, karena Belanda menggap tokoh-tokoh PNI ini membahayakan mereka pada tahun 1929, pada saat itu tersiar kabar akan ada pemberontakan oleh PNI pada awal tahun 1930-an. Oleh karena itu, pada tanggal 24 Desember 1929 Ir. Soekarno ditangkap sepulang dari menghadiri Kongres PKI di Surabaya, yang pada saat itu Ir.Soekarno masih berada di Yogjakarta. Kasus Ir. Soekarno dan kawan-kawan dibawa ke Pengadilan Landraad Bandung. Pemerintah Hindia Belanda menganggap tokoh-tokoh kemerdekaan ini menyebarkan ajaran-ajaran kemerdekaan sehingga pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan tokoh-tokoh PNI tersebut pada tanggal 24 Desember 1929. Tetapi penangkapan tersebut baru dilakukan pada tanggal 29 Desember !929 di Yogjakarta, seperti Ir.Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata,dan Maskun Sumadireja. Pada pemerintahan Mr. Sartono tidak bisa membuat keadaan yang dialami PNI saat ini menjadi stabil lagi, sehingga pada tahun 1931 PNI di bubarkan.

Pada tanggal 22 Desember 1930 hakim memberi hukuman kepada Ir.Soekarno selama 4 tahun penjara, Gatot selama 2 tahun, Maskun selama 1 tahun 8 bulan dan Supriadinata selama 1 tahun 3 bulan. Pengadilan menjatuhkan pidana tersebut berdasarkan pasal 153 dan 169 KUHP.
Sartono menyelenggarakan kongres untuk membahas pembubaran Partai Nasional Indonesia. Bubarnya PNI melahirkan Partai baru yaitu masih ada hubungan dengan PNI yang dinamakan dengan PARTINDO atau Partai Indonesia.

Pada tahun 1965, Partai Nasional Indonesia terpecah menjadi 2, yang dikenal dengan Partai Nasional Indonesia Ali Surachman, dan Partai Nasional Indonesia Osa Usep. Partai Nasional Indonesia Ali surachman dibawah pimpinan Ali Sastroarnidjojo dan Surachman, sedangka Partai Nasional Indonesia Osa Usep yang pada saat itu dipimpin oleh Osa Maliki dan Usep Ranuwidjaja. Pemberontakan yang dilakukan G-30-S/PKI tampaknya menimbulkan keguncangan yang sangat dirasakan dalam tubuh PNI. Situasi yang sedemikian rupa tampaknya sangat mempengaruhi perkembangan Partai Nasional Indonesia untuk turut serta dalam pembangunan paolitik Indonesia selanjutnya. Perpecahan dalam kubu PNI tersebut mulai dapat diatasi dengan diselenggarakannya Kongres PNI di kota Bandung pada tahun 1967. Pahlawan yang sangat penting dalam menyatukan perpecahan itu adalah Jenderal Soehato, pada tahun 1973. Maka terjadilah fusi diantara partai-partai politik yang lainnya, seperti partai Mura, IPKI, Partai Katolik, dan Parkindo, fungsi dari Partai Nasional Indonesia adalah menjadi Partai Demokrasi Indonesia.

Pada era reformasi, banyak partai yang mengaku rintisan dari Partai Nasional Indonesia seperti Partai Demokrasi Perjuangan.


Referensi:
Buku Sejarah Kelas XII SMA karangan, I Wayan Badrika, Buku Sejarah program Ilmu Sosial,Jakarta,2006,Erlangga,(hlm.203)



Comments
1 Comments

1 comments:

Dimohon untuk meninggalkan komentar dengan ketentuan, dilarang keras menyinggung Isu SARA, Pornografi, dan Konten Negatif Lainnya. Terimakasih...

 

Emping Balado Macopon

FOLLOW TWITTER