"Saya angkat tutup tempat sampah untuk mencari botol plastik untuk dijual, lalu saya dengar suara bayi. Dia ada di dalam kotak berselimut, saya terkejut. Di kotak itu ada tulisan singkat: 'Dilahirkan 15 Oktober 2007'," kata pria tersebut, Xiong Jianguo.
Xiong sekarang berusia 50 tahun. Anak itu kini tumbuh menjadi gadis pintar bernama Yanyan. Mereka tinggal di bawah kolong jembatan kota Nanchang. Kendati hidup sulit, namun keduanya bahagia bisa bersama. Yanyan juga menerima dengan baik kenyataan hidupnya itu.
Saat menemukan Nanyang, Xiong masih tinggal di sebuah kamar kecil bersama istrinya. Keduanya lantas memberikannya susu dan makanan. Di saat itulah dia memutuskan untuk membesarkan bayi tersebut.
Nasib buruk menimpa Xiong. Istrinya tidak kuat hidup susah dan meninggalkannya pada 2012. Rumahnya digusur pemerintah. Dia terpaksa tinggal di kolong jembatan dengan Nanyang yang waktu itu baru berusia lima tahun. Kendati sulit, dia bertekad tetap akan membesarkan Nanyang dengan baik.
"Tidak peduli seberapa beratnya hidup, saya ingin bisa membesarkannya sampai dia dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri. Saya tidak yakin dia bisa hidup lebih baik di panti asuhan," kata Xiong kepada news.21cn.com, awal pekan ini.
Xiong tidak bisa menyekolahkan Yanyan. Selain tidak ada biaya, mereka juga tidak punya alamat tetap yang jadi salah satu syarat masuk sekolah. Akhirnya, dia dan kawan-kawan sesama pemulung yang mengajari Yanyan membaca, menulis, dan matematika sederhana. Yanyan gemar membaca di bawa temaram lampu jalan.
Xiong sendiri adalah yatim piatu yang ditinggal mati kedua orangtuanya saat kecil. Dia hanya sekolah hingga kelas tiga SD.
Yanyan adalah gadis yang pintar. Tidak jarang, dia memberikan hiburan bagi penghuni kolong jembatan dengan membacakan puisi atau cerita.
Yanyan tidak bisa secara resmi diadopsi oleh Xiong karena keadaannya yang tidak memenuhi syarat. Namun, tidak juga ada langkah dari pemerintah Nanchang untuk kesejahteraan bocah ini.
Beruntung bocah yang tangannya bentol-bentol digigit nyamuk ini tidak pernah mengeluh. Dia pernah sakit keras pada usia empat tahun, tapi berhasil sembuh. Xiong tidak selalu bisa memenuhi kebutuhannya, terkadang mereka kekurangan makan. Kendati demikian, Yanyan tetap bersyukur.
"Tidak peduli seberapa susahnya, setiap hari ulang tahun saya -hari ayah menemukan saya- saya dapat kue kecil dan jalan-jalan ke studio foto. Foto itu kemudian jadi hadiah untuk mengenang hari itu. Selama ini adalah tempat ayah tinggal, berarti ini adalah rumah," kata Yanyan. (ita)