Postingan ini merupakan opini
pribadi penulis terhadap kebijakan pemerintah mengenai Bantuan Langsung Tunai
Sementara Masyarakat (BLSM) akibat dari kenaikan harga Bahan Bakar Minya
beberapa waktu lalu. Kenaikan BBM itu tidak sepenuhnya kesalahan dari
pemerintah, karena siapapun pemimpinnya saya yakin harga BBM akan dinaikkan
sesuai dengan tingkat inflasi yang sudah diperkirakan oleh pemerintah
sebelumnya. Wajar saja jika banyak
masalah akan timbul akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tersebut, sekarang
memang hal tersebut menjadi spekulasi di masyarakat.
Nah, Apakah Bantuan Langsung
Tunai Sementara Masyarakat (BLSM) itu efektif untuk mengurangi tingkat
kemiskinan akibat dari kenaikan BBM ini? Menurut saya ini efektif hanya
beberapa bulan saja.
Pemerintah harus mengawasi pendistribusian dana BLSM ini
apakah jatuh di tangan orang yang benar atau memang sebaliknya uang tersebut
diselewengkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Bagi pemerintah BLSM merupakan
proyek yang sangat besar dan perlu pengawasan yang cukup serius supaya bantuan
tersebut jatuh di tangan masyarakat kecil khususnya.
Bagi penulis Bantuan Langsung
Tunai Sementara Masyarakat (BLSM) ini hanya efektif beberapa bulan saja. Seharusnya
pemerintah memikirkan supaya bantuan tersebut harus sustainable artinya uang
yang diberikan ke masyarakat tersebut bersifat berkelanjutan. Memberikan modal
usaha adalah kebijakan yang lebih tepat dibandingkan hanya memberikan secara cuma-cuma
tetapi tidak ada perputaran duit di masyarakat. Kalau saya ibaratkan seorang
guru memberikan kail ikan, dan pancing ikan kepada muridnya tetapi ia tidak
memberikan kemampuan kepada muridnya bagaimana caranya medapatkan ikan dari
kail dan pancing yang sudah diberikan. Sama halnya dengan program BLSM
tersebut, pemerintah hendaknya memberikan pendidikan keweirausahaan kepada
masyarakat dan memberikan modal. Maka hal tersebut lebih efektif untuk
mengurangi kemiskinan untuk jangka panjang.
Penulis: Kadek Elda Primadistya.
Pendidikan Kewirausahaan memang penting diterapkan sejak dini.
ReplyDelete