Saya yakin setiap orang pernah mendengar kata Museum dan apa sejatinya fungsi dari museum tersebut. Setelah saya kutip dari International Council of Museums, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik,
dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi,
meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk
kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan
studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun
dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan.
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani,
mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil pemujaan terhadap Muses,
dewa yang berhubungan dengan kegiatan seni. Bangunan lain yang diketahui
berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang
dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filosofi dan riset di Alexandria
oleh Ptolemy I Soter pada tahun 280 SM. Museum berkembang seiring berkembangnya
ilmu pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai
catatan sejarah kebudayaan. Museion merupakan sebuah bangunan tempat suci
untuk memuja Sembilan Dewi Seni dan llmu Pengetahuan. Salah satu dari sembilan
Dewi tersebut ialah: MOUSE, yang lahir dari maha Dewa Zous dengan
isterinya Mnemosyne.Dewa dan Dewi tersebut bersemayam di Pegunungan Olympus.
Museion selain tempat suci, pada waktu itu juga untuk berkumpul para
cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan, juga
sebagai tempat pemujaan Dewa Dewi.
Mendengar kata Museum, saya teringat pada tempat saya bersekolah sewaktu SMA yaitu di kota Palembang, Sumatera Selatan. Dan posting saya yang sekarang ini akan memberikan informasi kepada pembaca Museum yang ada di Palembang.
1. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya atau sebelumnya
dikenal dengan nama Situs Karanganyar adalah taman purbakala bekas
kawasan permukiman dan taman yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang
terletak tepi utara Sungai Musi di kota Palembang,Sumatera
Selatan. Di kawasan ini ditemukan jaringan kanal, parit dan kolam yang
disusun rapi dan teratur yang memastikan bahwa kawasan ini adalah buatan
manusia, sehingga dipercaya bahwa pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang
terletak di situs ini. Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala
yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat
aktivitas manusia.
2. Taman Purbakala Bukit Siguntang
Bagi perjalanan kota Pelembang, Bukit Siguntang menyimpan
sejarah-sejarah penting kota ini. Bukit Siguntang berada di atas ketinggian 27
meter dari atas permukaan laut. Konon, tempat ini merupakan tempat tertinggi di
Palembang. Dari sini Anda dapat menikmati panorama indah kota Palembang.
Terletak di Kelurahan Bukit Lama kota Palembang, masyarakat di sekitar tempat
ini masih menganggap kawasan Bukit Siguntang sebagai tempat keramat. Pasalnya,
di tempat ini dimakamkan berapa tokoh penting dari zaman kerajaan seperti Putri
Kembar Dadar, Panglima Bagus Kuning, Putri Rambut Batu Api, bahkan kabarnya di
sinilah tempat dimakamkannya Alexander The Great.
Pada tahun 1929, patung Buddha yang kini diletakkan di Musem Sultan Mahmud
Badaruddin II ditemukan pertama kali di Bukit Siguntang.
3. Monumen Perjuangan Rakyat
Monumen Perjuangan Rakyat terletak diantara Masjid Agung
Palembang dengan Jembatan Ampera dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
Monumen didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Sumatera Selatan ketika
melawan penjajahan pada masa revolusi fisik yang dikenal dengan “pertempuran
lima hari lima malam” di Palembang pada tanggal 1 Januari 1947 yang melibatkan
rakyat Palembang melawan Belanda.
4. Museum Balaputra Dewa
Museum ini dibangun pada tahun 1877 dengan arsitektur
tradisional Palembang di atas area seluas 23.565 meter persegi dan diresmikan
pada tanggal 5 November 1984. Pada mulanya museum ini bernama Museum Negeri
Propinsi Sumatera Selatan, selanjutnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 1223/1999 tanggal 4 April 1990. Museum ini diberi nama Museum
Negeri Propinsi Sumatera Selatan “Bala Putra Dewa”.
Nama Bala Putra berasal dari nama seorang raja Sriwijaya
yang memerintah pada abad VIII-IX yang mencapai kerajaan maritime.
Di museum ini terdapat koleksi yang menggambarkan corak
ragam kebudayaan dan alam Sumatera Selatan. Lokasinya terdiri berbagai benda
histrografi, etnografi, feologi, keramik, teknologi modern, seni rupa, flora
dan fauna serta geologi. Selain terdapat rumah limas dan Rumah Ulu Ali, kita
dapat mengunjunginya dengan menggunakan kendaraan umum trayek km 12.
5. Musrum Sultan Mahmud Badaruddin II
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang berada di
seberang Sungai Musi ini memiliki bentuk asli bangunan tidak
berubah dari masa awal pendiriannya. Lokasinya di Jalan Sultan Mahmud
Badaruddin II No. 2, Palembang.
Di museum ini Anda dapat menikmati sekitar 556 koleksi benda
bersejarah, mulai dari bekas peninggalan kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan
Palembang. Nama Sultan Mahmud Badaruddin II dijadikan nama museum ini untuk
menghormati jasanya bagi kota Palembang.
Museum ini berdiri di atas bangunan Benteng Koto Lama (Kuto
Tengkurokato Kuto Batu) dimana Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo dan Sultan
Mahmud Badaruddin I (1724-1758) memerintah. Berdasarkan penyelidikan oleh tim
arkeologis tahun 1988, diketahui bahwa pondasi Kuto Lama ditemukan di bawah
balok kayu.
Benteng ini pernah habis dibakar oleh Belanda pada 17
Oktober 1823 atas perintah I.L. Van Seven House sebagai balas dendam kepada
Sultan yang telah membakar Loji Aur Rive. Kemudian di atasnya dibangun gedung
tempat tinggal Residen Belanda. Pada masa Pendudukan Jepang, gedung ini dipakai
sebagai markas Jepang dan dikembalikan ke penduduk Palembang ketika proklamasi
tahun 1945. Museum ini direnovasi dan difungsikan sebagai markas Kodam
II/Sriwijaya hingga akhirnya menjadi museum.
6. Museum Tekstil
Museum Tekstil Palembang – adalah museum yang menampung kira
– kira 500 macam barang yang menjadi koleksi bersejarah. Museum ini berada di
tengah kota Palembang, jelasnya berada tepat di Jalan Diponegoro. Museum ini
jarang di kunjungi oleh masyarakat, karena mungkin kurangnya antusias
masyarakat, terutama kaum mudanya untuk tertarik akan sejarah.
7. Kawah Tengkurep
Nama kawah tekurep diambil dari bentuk cungkup (kubah) yang
menyerupai kawah ditengkurapkan (Palembang:tekurep). Jika diukur dari tepian
Sungai Musi, kompleks makam ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai.
Sekelilingnya dipagari dengan batu bata, yang sebagian telah rusak.
Di sisi yang menghadap Sungai Musi (arah selatan), terdapat gapura yang
merupakan gerbang utama untuk memasuki kompleks makam.
Di dalamnya, terdapat empat cungkup. Yaitu, tiga cungkup
yang diperuntukkan bagi makam para sultan dan satu cungkup untuk putra-putri
Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat dan hulubalang kesultanan.
MAKASIH INFONYA, SHARE YA JASA PEMBUATAN WEBSITE PALEMBANG
ReplyDeleteInformasi yang sangat bagus dan menarik,
ReplyDeletejadi menambah wawasan saya. terimakasih
Dulu museum indentik dengan tempat yang angker dan kuno, tapi sekarang lebih keren dan juga dijadikan sebagai tempat berineraksi bermacam kegiatan didalamnya dan diantaranya adalah diskusi tentang kebudayaan, sejarah dan sosial.
ReplyDeleteDulu museum indentik dengan tempat yang angker dan kuno, tapi sekarang lebih keren dan juga dijadikan sebagai tempat berineraksi bermacam kegiatan didalamnya dan diantaranya adalah diskusi tentang kebudayaan, sejarah dan sosial.
ReplyDelete
ReplyDeleteobat hammer of thor
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor italy